Hasil
Observasi Tentang Keberadaan Desa Mojo Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati Jawa
Tengah
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengampu Wahidullah,S.H.I, M.H.
Oleh :
Lutfiatin Nikmah 181310003932
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNUVERSITAS NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2018
Sejarah
Desa Mojo
Desa mojo
lahir pada tahun 1925, yang dipimpin oleh Bapak lurah pertama kali yaitu bapak
Bajang. Asal mula penamaan desa mojo sebenarnya diambil dari nama buah mojo.
Buah tersebut dimanfaatkan untuk babat oleh para leluhur desa. Diwaktu babat
tempurung buah mojo dijadikan mangkok beruk (wadah makanan), daunnya untuk suru
(sendok), rantingnya untuk teken (tongkat), pohonnya untuk tiang padepokan
(pondok) dan tunggaknya untuk lelenggahan atau dudukan (tempat duduk).
Alhasil, dari rangkaian tirakatan dengan
menggunakan barang-barang tersebut digunakan untuk babat desa para leluhur.
Maka, para leluhur untuk mengabadikannya peristiwa tersebut maka buah mojo
dijadikan nama desa. Desa mojo dibagi menjadi beberapa perdukuhan dengan
perincian dan asal usulnya sebagai berikut:
1. Dukuh
jati
Jati: jantung hati (jantung ati). Kepala
desa mojo yang pertama adalah dari dukuh jati, jadi pusat pemerintahan pertama
desa mojo adalah didukuh jati, yang sekarang posisinya dibuat makam islam, dan
pintu masuknya desa mojo juga terletak disitu, maka disekitarnya disebut
ghapuran (gapura atau pintu masuk)
2. Dukuh
krajan
Posisinya didesa mojo bagian barat
berbatasan dengan desa kelet yang sekarang diperbatasan tersebut dibangun pom
bensin. Disitu dulu adalah daleman atau tempat berkumpulnya pejabat-pejabat
desa. Disitu tumbuh pohon mangga krasak yang besar dan tepat didaleman,
kemudian tempat acara-acara atau upacara terletak disebelah selatan tepatnya
diperbatasan desa mojo dan sirahan, disitu ada jembatan lorongan artinya tempat
informasi dulu disebelah barat jalan tumbuh pohon beringin dan pohon asem yang
besar (yang terkenal dengan bunen artinya tempat para petani berkumpul setiap
panen raya).
Kemudian diarah keling disitu dulu ada
padepokan tempat mengatur strategi berbagain kepentingan yang dipandegani ki
mojo dan ki darmo wongso. Tepat diantara sungai kembar, maka disitu terkenal
sawah pondok.
3. Dukuh
kedindingan
Dulu didaerah ini hutan pohon dinding,
setelah ada penghuninya hutan ini dijadikan dukuh yang dinamakan dukuh
kedindingan. Dukuh kedindingan terletak disebelah selatan desa mojo dan
berbatasan dengan desa sirahan.
4. Dukuh
kentengan
Diambil dari kata “kenthe/angen” yang
artinya puser wilayah desa. Puser wilayah desa mojo (pertengahan desa) terletak
didukuh kentengan. Tepatnya sekarang ada bangunan mushola Al-munir. Dulu disitu
terdapat pal beton dan pohon jati sebagai tanda pertengahan desa.
5. Dukuh
jatenan
Dukuh tersebut dulunya adalah hutan
jati, dukuh ini letaknya dipinggiran sebelah utara desa mojo yang berbatasan
dengan desa blingoh. Dukuh jatenan mempunyai hamparan tanah yang luas yang
disebut tegal wates.
6. Dukuh
ngemplak
Ngemplak artinya terminal, disitu
dulunya adalah tempat para blandhong kayu mengumpulkan kayu hasil hutan sebelum
dibawa kedesa untuk membuat rumah. Didukuh ini juga terdapat hamparan tanah
yang luas yang masyarakat mojo menyebutnya “Borgan”.
7. Dukuh
pligen
Pligen artinya tempat pemantauan (loji).
Dulu tempatnya para aparat keamanan (prajurit) mengintai musuh dari arah timur,
barat, utara, selatan, karena tempatnya yang strategis dengan ketinggiannya.
8. Dukuh
lembah
Penduduk tersebut posisinya yang paling
rendah diantara dukuh-dukuh lainnya. Untuk mempermudah mengenangnya maka
dinamakan dukuh lembah.
9. Dukuh
tenggeran
Dukuh tenggeran artinya tinggi. Dukuh
ini datarannya lebih tinggi dari pada dataran dukuh lembah dan disitu dibatasi
sungai kecil yang disebut kali pranak (anak sungai).
Aspek Geografi
a Letak
Wilayah
Berdasarkan letak
geografis wilayah desa mojo berada di sebelah utara ibu kota kabupaten pati.
Desa mojo merupakan salah satu desa di kecamatan cluwak pati, dan ke ibu kota
kabupaten 45 Km, dan dapat ditempuh dengan kendaraan, dengan batas-batas
sebagai berikut :
Gambar 1. Sebelah utara Desa Jugo kec. Donorojo
Gambar 2. Sebelah selatan Desa Sirahan dan Payak
Gambar 3. Sebelah timur Desa Karangsari
Gambar 4. Sebelah barat Desa Kelet Kecamatan Keling
b.
Luas
Wilayah
Secara topografi desa mojo memiliki luas
keseluruhan 720,59 Ha. Luas lahan tersebut terbagi dalam beberapa peruntukan,
dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pertanian, kegiatan ekonomi
dan lain-lain. Yang terdiri dari :
Tabel 1. Luas Wilayah Desa
Mojo
No.
|
Nama Wilayah
|
Luas Wilayah
|
1.
|
Sawah
|
207,28 Ha
|
2.
|
Tanah Kering
|
254,25 Ha
|
3.
|
Tanah Perkebunan
|
0
|
4.
|
Tanah Fasilitas Umum
|
31,060 Ha
|
5.
|
Hutan Lindung
|
37,00 Ha
|
6.
|
Hutan Rakyat
|
128,00 Ha
|
7.
|
Luas
Keseluruhan
|
720,59 Ha
|
Aspek Demografi
Berdasarkan data
administrasi pemerintahan desa, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
keseluruhan pada tahun 2017 berjumlah 4.844 jiwa dan meningkat pada tahun 2018
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan keseluruhan berjumlah 5.888 jiwa.
Dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 2.412 pada tahun
2017 dan meningkat menjadi 2.895 pada tahun 2018. Sedangkan berjenis kelamin
perempuan berjumlah 2.432 pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 2.993 pada
tahun 2018. Secara lebih rinci bisa dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Mojo Tahun 2017-2018
No.
|
Jenis Kelamin
|
Tahun 2017
|
Tahun 2018
|
1.
|
Laki-laki
|
2.412
|
2.895
|
2.
|
Perempuan
|
2.432
|
2.993
|
3.
|
Jumlah
|
4.844
|
5.888
|
Petilasan
Ki Ageng Pongge Mojo (Abdullah) yang
sekarang makam atau petilasannya berada di desa mojo tepatnya di dukuh mojo
lembah. Petilasannya sampai sekarang banyak orang menyebutnya punden Ki Ageng
Pongge.
Gambar 1. Petilasan punden Ki Ageng Pongge Desa Mojo
Kebijakan Anggaran APBDes Desa Mojo
2018
Anggaran yang diterima/dikelola
desa mojo pada tahun 2018 sebesar Rp. 290.000.000,00,- . Dengan rincian :
1. Rp.
100.000.000,00,- digunakan untuk pembangunan pembatas pinggiran jalan dari
dukuh kentengan sebelah utara sampai dukuh ngemplak sebelah barat.
2. Rp.
190.000.000,00,- digunakan untuk pembangunan pembatas pinggiran jalan dari
dukuh kentengan sebelah selatan sampai dukuh kedindingan.
3. APBDes
perubahan Rp. 100.000.000.00,- baru dikerjakan di dukuh ngemplak sebelah timur.
Menurut saya
pengelolaan dana tersebut belum bisa dikatakan adil. Karena pembangunan
tersebut belum dikerjakan secara merata disetiap dukuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar